PANDEMI, Gas Kreativitas atau Fokus pada Realitas ???

Oleh : Alifia Umi Azizah/KPI C/302190071

 

Mojorejo, Hiruk-pikuk kehidupan masyarakat pedesaan yang asri nan penuh kedamaian. Pandemi sudah tak lagi menjadi beban hidup mereka. Bangun pagi pulang petang sudah menjadi pemantik kehidupan, demi mendapatkan sesuap nasi untuk anak-istri.

Suasana pendidikan mewarnai kehidupan masyarakat Mojorejo, tepatnya di Pondok Pesantren Modern Babussalam. Disaat yang lain tetap menjalankan proses pembelajaran daring (dalam jaringan), sistem asrama masing tetap eksis ditengah pandemi yang semakin merekah.

Layaknya seorang penjajah, virus covid-19 telah bertahan selama tepat 9 bulan 3 hari di Indonesia. Yang dimulai dengan klaster pertama tepat pada 2 bulan pasca China melaporkan adanya virus covid-19, yang kemudian Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menkes Terawan Agus Putranto mengumumkan klaster kelas covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020 lalu.

Saat itu sekolah berbasis asrama masih berusaha menjalankan rangkaian kegiatan sebagaimana mestinya. Namun, setelah dikeluarkannya SK tentang penutupan seluruh sistem media pembelajaran tatap muka maka pesantren pun juga berserah mengikuti peraturan yang sudah ada.

Kemudian, mengingat bahwasannya sistem pesantren tidak bisa disamakan dengan sistem pembelajaran lainnya. Hingga pada akhirnya, sistem asrama telah resmi dibuka kembali pada bulan Juni 2020. Akan tetapi, itu semua dijalankan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Proses pembelajaran kembali berjalan seperti biasa, tak dapat dipungkiri bahwasannya berbagai macam kegiatan mulai dari perlombaan dan juga kegiatan ekstrakurikuler semakin digiatkan, mengingat akan perizinan keluar/masuk santri akan diperketat lebih dari biasanya.

 


“Kreatif bukan prihal dimana anda bisa menciptakan sesuatu yang baru, akan tetapi kreatif adalah saat anda berhasil membawa diri anda keluar dari hal yang biasa anda lakukan”.




 

Komentar